💐📝KHOTBAH JUMAT : TADABBUR SURAH QAAF AYAT 12-16
🗓️16 RABIUL AWWAL 1443 H / 22 OKTOBER 2021 M
MASJID AL-FAUZAN MA’HAD AL I’TISHOM SUMBERLELE KRAKSAAN PROBOLINGGO
✅Khotbah Pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا محمد وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ :{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ }, وَقَالَ الله عَزَّ جَلَّ: } وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا{ وَقَالَ الله عَزَّ جَلَّ } يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا () يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا () }. أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّار
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah...
Surah Qaaf adalah surah dalam alQuran yang sering dibaca Nabi shollallahu alaihi wasallam pada khotbah Jumat. Sampai-sampai Ummu Hisyam bintu Haritsah bin anNu’man radhiyallahu anha hafal surah Qaaf karena demikian seringnya Nabi shollallahu alaihi wasallam membaca dalam khotbah Jumat:
مَا حَفِظْتُ (ق) إِلاَّ مِنْ فِى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْطُبُ بِهَا كُلَّ جُمُعَةٍ
Tidaklah aku menghafal (surah) Qaaf kecuali dari mulut Rasulullah shollallahu alaihi wasallam yang beliau bacakan pada khotbah setiap Jumat (H.R Muslim dari Ummu Hisyam bintu Haritsah bin anNu’man)
Sebagian Ulama menganjurkan untuk membaca dan menjelaskan makna sebagian ayat-ayat dalam surah Qaaf pada khotbah Jumat. Oleh karena itu, pada khotbah kali ini kita akan melanjutkan tadabbur makna ayat-ayat alQuran pada surah Qaaf. Di masjid ini kita pernah mengkaji permulaan ayat-ayat surah Qaaf dalam khotbah Jumat. Kali ini insyaallah kita akan melanjutkan dari ayat ke-12 surah Qaaf.
Allah Azza Wa Jalla berfirman:
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَابُ الرَّسِّ وَثَمُودُ (12) وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ وَإِخْوَانُ لُوطٍ (13) وَأَصْحَابُ الْأَيْكَةِ وَقَوْمُ تُبَّعٍ كُلٌّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيدِ (14)
Sebelum mereka, kaum Nuh, Ashaabur Rass, dan Tsamud telah mendustakan (para Rasul) pula. Demikian juga ‘Aad, Firaun, dan saudara Luth. Tidak ketinggalan pula Ashaabul Aykah (kaum Syuaib) dan kaum Tubba’. Semuanya telah mendustakan para Rasul, sehingga layak mendapatkan ancaman-Ku (Q.S Qaaf ayat 12-14)
Allah Ta’ala memperingatkan kaum musyrikin Quraisy agar jangan mendustakan Rasul Muhammad shollallahu alaihi wasallam. Karena begitu banyak kaum sebelum mereka yang mendapatkan adzab akibat mendustakan para Rasul-Nya.
Demikian pula kita, wahai kaum muslimin, janganlah mendustakan hadits-hadits Nabi kita shollallahu alaihi wasallam. Jika beliau melarang suatu perbuatan, tinggalkanlah perbuatan itu.
Saat Nabi shollallahu alaihi wasallam melarang kita untuk memuji beliau secara berlebihan, janganlah kita melakukannya. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
Janganlah kalian berlebihan memujiku sebagaimana pujian Nashara kepada (Isa) putra Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hambaNya. Maka ucapkanlah (aku sebagai) hamba Allah dan RasulNya (H.R al-Bukhari)
Ketika Nabi shollallahu alaihi wasallam mengkhabarkan bahwa ada sebagian orang yang dihalau dari telaga beliau, karena mengada-adakan hal baru dalam agama ini, janganlah kita membuat kebid’ahan. Sungguh merugi orang-orang yang terhalangi untuk minum dari telaga junjungan kita Nabi besar Muhammad shollallahu alaihi wasallam.
As-Suyuthiy rahimahullah memasukkan hadits terhalangnya sebagian orang dari telaga Nabi itu sebagai hadits-hadits celaan terhadap kebid’ahan-kebid’ahan dan mengikuti hawa nafsu. Demikian beliau sebutkan dalam kitab al-Amru bil Ittiba’ wan Nahyu ‘anil Ibtidaa’.
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullaah..
Kemudian di ayat ke-15 dari surah Qaaf itu Allah Azza Wa Jalla berfirman:
أَفَعَيِينَا بِالْخَلْقِ الْأَوَّلِ بَلْ هُمْ فِي لَبْسٍ مِنْ خَلْقٍ جَدِيدٍ
Apakah Kami merasa berat dan kesulitan dalam proses penciptaan awal? (Tidak). Justru mereka merasa ragu akan kemampuan Kami dalam penciptaan yang baru (Q.S Qaaf ayat 15)
Mengapa mereka kaum musyrikin Quraisy ragu bahwa Allah akan mampu membangkitkan kembali para makhluk sebagai penciptaan yang baru? Padahal mereka yakin bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta? Sesungguhnya menghidupkan kembali makhluk –membangkitkan mereka dari kematian- adalah lebih mudah bagi Allah, dibandingkan penciptaan awal dari sebelumnya tidak ada menjadi ada.
Dalam sebuah hadits qudsi yang shahih, dinyatakan:
قَالَ اللَّهُ كَذَّبَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ... فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ لَنْ يُعِيدَنِي كَمَا بَدَأَنِي وَلَيْسَ أَوَّلُ الْخَلْقِ بِأَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ إِعَادَتِهِ
Allah berfirman: Anak Adam mendustakan Aku, padahal seharusnya hal itu tidak boleh dilakukannya...Adapun pendustaannya terhadap-Ku adalah ucapannya: Dia (Allah) tidak akan mengembalikan aku (hidup kembali setelah mati) sebagaimana Dia menciptakan aku dari awal. Padahal penciptaan awal bagi-Ku tidaklah lebih mudah dibandingkan mengembalikan (hidup kembali setelah kematian)(H.R al-Bukhari)
باَرَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ الْبَيَانِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
✅Khotbah Kedua:
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
قَاَلَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآَمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah....
Selanjutnya, pada ayat ke-16 dari surah Qaaf, Allah Azza Wa Jalla berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan jiwanya. Kami juga lebih dekat kepadanya dibandingkan urat lehernya (Q.S Qaaf ayat 16)
Allah Ta’ala sangat dekat terhadap hamba-Nya. Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat, Maha Mendengar, dan Maha Berkuasa terhadap hamba-Nya dibandingkan hamba itu terhadap dirinya sendiri. Para Malaikat pun sangat dekat dengan manusia.
Sekedar bisikan hati, Allah Maha Mengetahuinya. Para Malaikat pun mengetahui apa yang terbetik dalam hati manusia sesuai dengan yang diberitahukan Allah kepada mereka. Saat manusia memiliki keinginan untuk berbuat kebaikan atau keburukan, apakah kemudian ia kerjakan atau tinggalkan, Allah menjadikan Malaikat mengetahui hal itu sehingga menuliskan catatan untuk manusia tersebut.
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا هَمَّ عَبْدِي بِسَيِّئَةٍ فَلَا تَكْتُبُوهَا عَلَيْهِ فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا سَيِّئَةً وَإِذَا هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا فَاكْتُبُوهَا حَسَنَةً فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا عَشْرًا
Allah Azza Wa Jalla berfirman: Jika hamba-Ku memiliki keinginan untuk berbuat keburukan, janganlah kalian mencatatnya. Jika ia kerjakan (keburukan itu) tulislah sebagai satu keburukan. Jika ia berkeinginan pada kebaikan dan belum ia kerjakan, tuliskanlah 1 kebaikan. Jika kemudian ia mengerjakan (kebaikan itu), tuliskanlah 10 kebaikan (H.R Muslim dari Abu Hurairah)
Bahkan, para Malaikat juga membisikkan kebaikan. Sebagaimana syaithan membisikkan keburukan.
Sahabat Nabi Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu menyatakan:
إنَّ لِلْمَلَكِ لَمَّةٌ، وَلِلشَّيْطَانِ لَمَّةٌ، فَلَمَّةُ المَلَكِ إِيْعَادٌ بِالْخَيْرِ، وَتَصْدِيْقٌ بِالْحَقِّ؛ فَمَنْ وَجَدَهَا فَلْيَحْمَدِ اللهَ. وَلَمَّةُ الشَّيْطَانِ إِيْعَادٌ بِالشَّرِّ، وَتَكْذِيْبٌ بِالْحَقِّ؛ فَمَنْ وَجَدَهَا فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ
Sesungguhnya Malaikat memiliki bisikan. Syaithan pun memiliki bisikan. Bisikan Malaikat adalah janji pada kebaikan dan membenarkan al-haq. Barang siapa yang mendapati hal itu, pujilah Allah. Sedangkan bisikan syaithan adalah ancaman dengan keburukan serta mendustakan kebenaran. Barang siapa yang mendapati hal itu, hendaknya berlindung kepada Allah (riwayat atThobariy dan Abdurrazzaq dalam tafsirnya)
Semoga Allah Azza Wa Jalla senantiasa menolong kita untuk mengerjakan ketaatan kepada-Nya dan meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh-Nya.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا... اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا... اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا...
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ
(Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Komentar
Posting Komentar